Meminta maaf dengan cara yang tepat, tak hanya bisa membuat orang yang kita sakiti merasa lebih baik, tapi juga akan membuat kita lebih tenang. Bingung bagaimana cara melakukannya? Ikuti tip ini.
Akui kesalahan
Awali permintaan maaf dengan berani mengakui kesalahan yang telah diperbuat. Inilah faktor penting dalam meminta maaf. Percuma saja bilang maaf, jika kita tak pernah mau mengakui kesalahan yang kita lakukan.
Langsung dan Tanpa Perantara
Memang tidak mudah, karena ini akan menimbulkan pergulatan batin. Malu, grogi, engga enak hati. Tapi percayalah, cara ini jauh lebih baik ketimbang kita menyampaikan permintaan maaf melalui orang lain, telepon atau SMS. Berbicara dan bertemu langsung mampu menutup kemungkinan terjadinya missunderstanding.
Singkat dan Padat
Apabila kesalahan yang kita lakukan terlalu besar dan tak bisa meminta maaf secara tatap muka, kita bisa melakukannya secara tertulis lewat surat, Tapi, pastikan surat permintaan maaf kita singkat dan padat, ya! Jangan tulis,” Saya akan melakukan x,y dan z untuk Anda dikemudian hari.” Ini akan membuat Si penerima berpikir kita akan melakukan kesalahan lagi. Tulislah surat dengan serius, sama seperti keseriusan dia membaca surat kita.
Jangan lempar kesalahan
Jangan biasakan untuk menggunakan orang lain sebagai alasan kita berbuat kesalahan. Misal, kamu ingin meminta maaf karena tidak bisa hadir di sebuah undangan. Dalam pernyataan minta maaf, kita malah menyalahkan sekretaris karena terlambat memberikan undangan tersebut.
Tulus
Sampaikan permintaan maaf kita secara tulus dan tidak berpura-pura. Ingat loh, sepintar-pintarnya kita bersandiwara, orang lain pasti bisa merasakan ada ketulusan atau tidak dalam nada bicara kita.
Suasana Santai
Permintaan maaf tak selalu harus dalam situasi formal dan menggunakan susunan kata yang baku. Kita bisa sampaikan rasa bersalah kita dalam situasi yang santai, seperti sambil ngopi atau makan siang. sampaikan dengan sesederhana mungkin agar dia mengerti.
Beri Hadiah
Bukan menyogok, tapi permintaan maaf akan lebih baik jika kita juga menyertakan sesuatu yang menjadi kesukaannnya, seperti cokelat atau mentraktir makan siang. Anggap saja ini sebagai ‘hadiah’ karena kita telah menyakiti hatinya.
Jangan Membantah
Ketika dia sedang menumpahkan kemarahannya, sikap terbaik yang kita harus lakukan adalah diam dan dengarkan saja. Memotong pembicaraannya, hanya akan membuat dia tambah marah. Setelah emosi mereda, barulah kita jelaskan situasi dan alasan dengan sejujurnya.
Tinggalkan Balasan